Kesultanan Turki Usmani merupakan sebuah
dinasti besar yang berkuasa pada akhir abad ke-13 sampai awal abad ke-20.
Dibawah kepemimpinan Sultan Selim I dan Sultan Sulaiman pada abad ke-16 dinasti
Turki Usmani berhasil mencapai puncak kejayaannya. Pada saat itu wilayah turki
terbilang besar yakni dari ljazair sebelah barat, hingga Azerbizan disebelah
timur dan Yaman disebelah selatan sampai Hungaria disebelah utara .
puncak kejayaan Turki Usmani mengantarkannya pada periode klasik, pada periode inilah
dinasti Turki Usmani memfasilitasi kesultanannya dengan berbagai sarana
pemerintahan dan sarana publik berupa bangunan-bangunan bernilai tinggi. Proyek
pembangunan dinasti Turki Usmani
pada era tersebut tidak lepas dari peran jenius seorang arsitek bernama Mimar Sinan yang kala itu menjabat
sebagai kepala arsitek dan teknik sipil kesultanan.
Ia melaksanakan tugasnya pada masa
kepemimpinan Sultan Sulaiman, Sultan
Salim I, Sultan Salim II dan Sultan Murad III. Merujuk pada tulisan Sei Mustafa Celebi yang berjudul Tezkiretul Ebniye
yang penulis kutip dari koran Republika
rubrik Arsitektur Islam Digest semasa hidupnya Mimar Sinan telah mengepalai
pendirian 476 buah bangunan . Terdiri dari, 94 bangunan masjid besar, 57 gedung
sekolah, 52 bangunan masjid kecil, 48 tempat pemandian, 35 istana, 22 makam, 20
caravanserai, 17 dapur umum, delapan jembatan, delapan gudang penyimpanan,
tujuh madrasah, enam pengatur air, dan tiga rumah sakit. Karyanya yang paling
terkenal adalah Masjid Sulaiman di
Istanbul dan Masjid Selimiye di Edirne.
Dimasa dinasti Usmani ini perkembangan corak
dan seni arsitektur banyak dipengaruhi dan mengalami perpaduan dengan corak dan
seni lokal. Motif ini terjadi karena
para arsitektur muslim belum bisa melepaskan diri dari pengaruh corak
arsitektur bangunan tradisional Byzantium dan Romawi yang pada saat itu
dijadikan kiblat para arsitekur muslim untuk mengembangkan corak dan seni
arsitekturnya.
Didalam perkembangannya bangunan arsitektur pada masa dinasti Turki Usmaniyah tidak hanya
merupakan bangunan baru, tetapi ada juga diantaranya yang merupakan alih fungsi
dari bangunan yang sudah ada sebelum dinasti Usmaniyah berkuasa. Contohnya Hagia Sofia/Aya Sofia, bangunan ini
semula merupakan katedral atau gereja di Konstantinopel.
Namun ketika usmani menaklukan kerajaan ini,
Hagia Sofia atau Aya Sofia diubah menjadi masjid. Kurang lebih selama 916 tahun
Hagia Sofia menjadi gereja dan 481 tahun sebagai masjid . Dan pada tahun 1935 Mustafa Kemal Attarturk, penguasa
Turki modern saat itu mengubah fungsi Hagia Sofia menjadi Musium, hingga
sekarang ini. Dengan alasan, kebijakan Attaturk mengalih fungsikan Hagia Sofia
dari masjid menjadi museum merupakan alternatif yang terbaik waktu itu, ia
mencoba menampilkan toleransi umat Islam yang demikian tinggi bagi upaya
normalisasi hubungan Islam-Kristen.
Tanduk
Emas (dalam bahasa Turki: Haliç, dalam bahasa Yunani: Khrysokeras atau
Chrysoceras atau Χρυσοκερας) yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “Golden
Horn” ialah muara pemisah kota Istanbul. Horn atau Tanduk berasal dari lekukan
dalam dari teluk yang menuju ke Barat Laut. Golden atau emas merupakan rujukan
puitis terhadap pantulan sinar matahari terbenam yang indah. Ottoman menyebut
Tanduk sebagai Haliç, yang dalam bahasa Turki modern adalah istilah geografis
untuk "muara", meskipun dalam bahasa Arab aslinya, itu berarti
"jurang".
Golden
Horn adalah muara Sungai Alibeyköy dan Kağıthane (dikenal secara kolektif
sebagai Air Manis Eropa oleh para pelancong Eropa awal abad-abad lalu; bergabung
dengan timur laut Eyüp dekat Silahtar), terbentuk ketika perairan Bosphorus
membanjiri mereka. Golden Horn menjadi pelabuhan utama Istanbul, dapat
dikatakan bahwa Golden Horn Bay juga merupakan rute perdagangan di seluruh
Bosphorus.
Pada
abad ke – 18, tepian Golden Hornbay dan sungai – sungai yang membentuknya
dihiasi dengan istana dan rumah – rumah mewah yang dikelilingi oleh kebun Tulip
(kebun Tulip sebagian besar sekarang telah hilang), Golden Hornbay merupakan
tempat dimanan masyarakat Utsmaniyah menikmati pesta mewah.
Sungai
Kağıthan banyak disukai, dimana sungai ini berada di pinggiran kota berpasir
Sadabad yang biasa disebut juga sebagai “Kota Bahagia”. Hal ini terjadi pada
Era Tulip (Lale Devri, 1718 – 1730) atau beberapa menyebutnya “Era Debauch”
(Sefahat Devri), yang kemudian dituduh sebagai salah satu alasan melemahnya
ekonomi Turki dan terjadi pembubaran kaisar. Gaya hidup mewah ini berakhir
dengan Pemberontakan Patrona Halil yang dipimpin Janisarry tahun 1730, ketika
bangunan di Sabadab dibakar. Revolusi Industri Turki pada abad ke-19 menjadikan
tepian Golden Hornbay sebagai salah satu pusat industry dari ekonomi Turki
hingga tahun 1980an. Hal ini berdampak buruk pada Golden Hornbay yang
disebabkan oleh limbah industri yang tidak diolah dari selokan kota sehingga
membuat Golden Hornbay meluap dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, oleh
karena itu banyak orang yang mengindari jalan disepanjang tepian sungai.
Pada
akhir 1980an, upaya untuk membawa Golden Hornbay ke masa kejayaannya dimulai.
Saat ini airnya jauh lebih bersih dan digunakan untuk berenang perayaan
Epiphany dari komunitas Yunani lokal, dimana beberapa perenang berusaha untuk
mengambil salib kayi yang dilemparkan ke air oleh Patriark.
Golden Hornbay memiliki pantai
Selatan dan Utara, namun karena bentuk tandukn yang hamper berliku – liku
selata kadang terlihat seperti barat dan utara tampak seolah – olah di Timur.
Oleh karena itu berlaku aturan sederhana: Jika kita beridiri di sebidang tanah
yang berdekatan dengan Masjid Sulaimani, bata merah dan Phanar Greek College
atau Masjid Eyup maka kita berada di
tepi Selatan. Sebaliknya, jika kita berada di tanah yang sama dengan Menara
Galata atau Galaangan Kapal Kasimpasa, maka kita berada di pantai Utara.
1.
Eyüp Mosque Complex
Komplek
Masjid Eyup merupakan Kuil Islam paling suci di Kota Turki. Terdapat makam Abu
Ayyub Abu Ayyub al-Ansari (Eyüp Ensari Türbesi), pembawa standar Nabi Muhammad,
meninggal dan dikubur di sini selama pengepungan Muslim pertama Konstantinopel
(674-678 AD). Lingkungan itu dinamai sesuai namanya. Terdapat juga plakat dari
plastic yang diyakini merupakan jejak Nabi Muhammad. Bagian dalam makam
ditutupi dengan keramik halus, orang – orang muslim meninggalkan tempat itu
dengan berjalan mundur melalui Lorong keluarnya agar tidak membelakangi
catafalque al-Ansari.
2.
Feshane
Eski
Feshane Caddesi, Eyüp (di tepi pantai, tepat di sebelah timur pusat kota Eyüp.
Awalnya sebuah pabrik memproduksi fezzes (fes), topi merah Ottoman terbuat dari
felt, diadopsi di Ottoman Empire pada awal 1800-an sebagai bagian dari upaya
westernizing sebagai pengganti dari turban yang lebih tradisional. Fez
dihapuskan demi pakaian barat selama reformasi Ataturk tahun 1920an dan 30an
karena dianggap melambangkan rezim tua dan oriental. Saat ini Feshane
berfusngsi sebagai pusat budaya dan pameran yang menelenggarakan perayaan pada
hari – hari lokat dan beberapa pameran seni sementara.
3.
Aynalıkavak Pavilion
Dimulai
pada tahun 1613 oleh sultan Ottoman Ahmet I (r. 1603–1617, yang juga memiliki
Masjid Biru di Kota Lama yang dibangun), dan direnovasi secara ekstensif oleh
Selim III yang mencintai seni (r. 1789–1807), bangunan tunggal ini yang dengan
sendirinya memiliki perbedaan sebagai satu-satunya struktur utuh yang kembali
ke aturan Ahmet III (memerintah 1703-1730), di dalam taman yang indah dari
kolam dan pohon cedar dan magnolia dewasa adalah satu-satunya bagian yang
tersisa dari apa yang pernah menjadi kompleks istana terbesar keempat di
Istanbul, memanjang sampai ke tepian Golden Hornbay (yang sekarang ditempati
oleh bangunan terlantar dari galangan kapal yang tertutup, yang juga memblokir
sebagian pemandangan ke arah pantai).
Menurut
desas-desus lokal, namanya (yang dalam bahasa Turki berarti "cermin
poplar") berasal dari cermin yang sekarang tidak ada yang dihadiahkan oleh
Venesia ke istana yang mungkin "setinggi pohon poplar" (aynalar
kavak). Interior yang sangat dekoratif dan berwarna-warni termasuk beberapa
kamar perabot asli cocok untuk sultan, beberapa di antaranya ditutupi dengan
nacre, dan dinding dihiasi dengan puisi Ottoman memuji istana dan Selim III.
Lantai bawah adalah museum kecil yang didedikasikan untuk musik, yang
memperlihatkan beberapa instrumen (biola, oud, dan kamancheh) dan piringan
hitam milik Fatma Gevheri Sultana (1904–1980), cucu perempuan Abdülaziz I (r.
1861–1876).
4.
Miniaturk
Dibangun pada
tahun 2001 dan merupakan taman miniatur pertama di Istanbul (taman miniatur
terbesar di dunia dalam hal area model). Taman ini menjadi ikon berbagai budaya
dan peradaban. Model bervariasi dari Hagia Sophia ke Galata Tower, dari Rumah
Safranbolu ke Sumela Monastery di Trabzon, dari Qubbat As-Sakhrah ke reruntuhan
Gunung Nemrut. Selain itu, beberapa karya yang belum bertahan hingga saat ini,
seperti Kuil Artemis, Mausoleum Halicarnassus, dan Kastil Ajyad, diciptakan
kembali. Semua bekas Kekaisaran Ottoman di satu tempat.
5.
Rahmi M. Koç Industrial Museum
Merupakan
museum industri khas yang menampilkan evolusi mesin. Banyak barang yang terkait
dengan transportasi termasuk kapal selam, mobil klasik, gerbong kereta api,
feri Bosphorus yang tidak ada di tempat dan pesawat Douglas DC-3 juga
rumah-rumah khas Istanbul streetscape dengan toko-tokonya dan semua bagaimana
akan terlihat seperti di masa lalu.
6.
Santral İstanbul
Museum
seni kontemporer yang terletak di gedung yang diubah dari pembangkit listrik
lama (pabrik pertama di Istanbul dan Kekaisaran Ottoman). Bagian dari pabrik
itu disimpan dalam kondisi asli hamper persis dan sekarang berfungsi sebagai
“Museum Energi”
Golden
Horn, atau Haliç dalam bahasa Turki, adalah berbentuk tanduk fyord sisi Eropa
dari Istanbul. Ini adalah pelabuhan alami yang mana armada kapal Bizantium dan
Ottoman berlabuh. Golden Horn modern, dikelilingi oleh taman dan jalan pejalan
kaki dengan situs kuno di sekitarnya. Namanya berasal dari warna air ketika
saat matahari terbenam yang bersinar dengan warna emas karena pantulan
matahari.
Golden
Horn adalah pelabuhan perdagangan tua dan sebuah area perumahan yang populer
selama periode Byzantium. Pintu masuk dihalangi oleh pintu besar untuk
menghentikan kapal-kapal yang tidak diinginkan untuk memasukkan. Selama periode
Ottoman itu sebagian besar dihuni oleh imigran Yahudi dari Spanyol. Campuran
Armenia, Yunani, gipsi, dan Turki tinggal di sepanjang pantainya tercermin di
kota mosaik berwarna-warni etnis.
Di
awal abad ke-16 Leonardo da Vinci diproyeksikan jembatan akan dibangun atas
Golden Horn untuk sultan. Itu dimaksudkan untuk menjadi rentang tunggal 240
meter (787 kaki), lebar 8 meter (26 kaki), dan 24 meter (78 kaki) tinggi dari
air, tetapi tidak pernah dibangun.
Pada
paruh pertama abad ke-18 Golden Horn terkenal karena taman tulipnya dimana
orang-orang kelas atas datang untuk menikmati dan baris dengan perahu mereka
untuk sunset romantis. Banyak penyair menyebutnya sebagai "Sadabad"
dalam puisi, atau "tempat kebahagiaan". Kemudian pabrik Rokok Cibali
dibangun pada tahun 1880, diikuti oleh pabrik-pabrik lain, yang hari ini
memiliki sebuah universitas swasta, dan Golden Horn Industrilized.
Dengan
ledakan penduduk di tahun 1950 dan hukum yang tidak efektif pada bangunan,
Golden Horn menjadi jelek, abu kota dan limbah industri dengan bau mengerikan.
Tetapi di tahun 1980-an mulai ada pembersihan kota, membersihkan pabrik-pabrik
dan membangun sistem pembuangan tepat di sekitar Golden Horn. Sekarang,
pantainya hijau sekali lagi dengan Taman, Promenade, dan Taman Bermain. Masih
ada banyak yang harus dilakukan tapi setidaknya sekarang orang tidak harus
mengubah program mereka karena bau.
Fener
dan Balat adalah lingkungan kota tua di Golden Horn, dengan rumah-rumah kayu
tua tradisional, gereja-gereja Byzantium, dan beberapa rumah-rumah ibadat lama
yang milik komunitas Yahudi pertama yang telah menetap di sini. Patriarki
Ortodoks berada di sini juga.
Lingkungan
Eyup menjelang akhir Golden Horn adalah situs penting bagi Muslim yang datang
untuk mengunjungi dan berdoa untuk makam Eyub El Ensari, adalah seorang sahabat
Nabi Muhammad S.A.W dan mati selama pengepungan Konstantinopel Arab di abad
ke-7. Di sekitar masjid dan perbukitan yang ditutupi dengan cemetaries dari
periode Ottoman. Pierre Loti Cafe di atas bukit yang menghadap kuil adalah
tempat yang damai untuk menikmati pemandangan Golden Horn. Pierre Loti Cafe
memiliki kopi Turki tradisional dan teh.
Sebelum
ada jembatan atas Golden Horn pada abad ke-19, perahu kecil digunakan
sebagai transportasi antara kedua
pantai. Jembatan Galata pertama, yang menghubungkan hari Karaköy Eminönü,
dibangun pada tahun 1836, direnovasi pada tahun 1845, lalu renovasi lagi pada
tahun 1912, dan yang terakhirnya pada tahun 1993. Lalu ada Jembatan Unkapani
(juga disebut sebagai Atatürk) sebelum adanya jembatan Golden Horn untuk
menangani arus lalu lintas antara Beyoglu dan Saraçhane. Yang ketiga adalah
Golden Horn disebut jembatan Haliç dengan jalan raya yang di laluinya
Turki berbatasan dengan Laut Hitam
di sebelah utara, Bulgaria di sebelah barat laut, Yunani
dan Laut Aegea
di sebelah barat, Georgia di timur laut, Armenia,
Azerbaijan,
dan Iran
di sebelah timur; dan Irak
dan Suriah
di tenggara, dan Laut Mediterania di sebelah selatan. Laut Marmara
yang merupakan bagian dari Turki digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa dan Asia, sehingga Turki
dikenal sebagai negara transkontinental. Turki mulai bermigrasi ke daerah
yang dinamakan Turki pada abad ke-11.
Mulai abad ke-13, beylik-beylik Ottoman menyatukan Anatolia dan membentuk
kekaisaran yang daerahnya merambah kebanyakan Eropa Tenggara, Asia Barat, dan
Afrika Utara. Setelah Kekaisaran Utsmaniyah runtuh setelah kalah
pada Perang Dunia I, sebagian wilayahnya diduduki
oleh para Sekutu
yang memenangi PD I. Mustafa Kemal Atatürk kemudian
mengorganisasikan gerakan perlawanan melawan Sekutu. Pada tahun 1923, gerakan
perlawanan ini berhasil mendirikan Republik Turki Modern dengan Atatürk
menjabat sebagai presiden pertamanya.
Ibu kota turki adalah Ankara
namun kota terbesar di negara ini adalah Istanbul.
Disebabkan oleh lokasinya yang strategis di persilangan dua benua, budaya Turki
merupakan campuran budaya Timur dan Barat
yang unik yang sering diperkenalkan sebagai jembatan antara dua peradaban.
Dengan adanya kawasan yang kuat dari Adriatik ke Tiongkok dalam jalur darat di
antara Rusia dan India, Turki telah memperoleh kepentingan strategis yang
bertambah pesat.
Golden
Horn Bay di Istanbul terletak di bagian Eropa, membaginya ke bagian
selatan dan utara. Golden Horn Bay mengalir ke tempat di mana ia bergabung
dengan Laut Marmara. Golden Horn adalah salah satu pelabuhan alam yang paling
indah di dunia. Panjang selat itu lebih dari 12 kilometer, lebarnya bervariasi
dari 90 sampai 700 meter di tempat yang berbeda. Kedalaman Golden Horn Bay
sekitar 47 meter. Dari barat ke sanamengalir
ke 2 sungai:
Sementara armada Byzantine memerintahkan penyempitan Hellespont
dan Bosporus, serangan dari kuartal ini tidak perlu ditakuti. Ketika kekaisaran
mengalami kemunduran, kaisar Bizantium tidak dapat lagi mempertahankan armada
yang efektif dan secara bertahap harus bergantung pada perlindungan angkatan
laut yang ramah. Ketika armada Byzantine layu, Konstantinopel diserang dari
laut.
Tugasnya tak butuh waktu lama untuk menunggu. Perang
Salib pertama adalah pernikahan yang menyenangkan bagi dunia Kristen, terbagi
antara gereja-gereja timur dan barat yang bersaing. Selama Perang Salib
Keempat, permusuhan ini pecah menjadi perang terbuka, ketika orang-orang Latin
mencoba menggunakan salah satu pertengkaran dinasti Byzantium. Pemulihan mereka
akan berumur pendek. Tidak berharap bahwa kerja sama Bizantium untuk kampanye
di Tanah Suci dari kaisar baru yang menantang dan dengan sedikit kesempatan
untuk sukses tanpanya, Tentara Salib memutuskan sekali lagi untuk menerima
Konstantinopel.
- Ali
Bey-su
- dan
Kihat-khan-su.
Teluk memiliki posisi yang
sangat menguntungkan: dilindungi secara harfiah dari semua sisi oleh badai
yang merusak dan dari sisi barat laut terbatas pada semenanjung Shkota. Bagian
dari pantai memiliki permukaan berbukit, bagian lain - landai. Begitu banyak
bank memberi penduduk kaya panen Byzantium, dan di perairan teluk itu penuh
dengan ikan. Kini ekologi daerah baru saja pulih. Cuaca di teluk sangat
berubah. Di musim panas, angin bertiup dari selatan dan tenggara, seringkali
hujan deras. Di pagi hari itu berkabut. Di musim gugur, angin bertiup dari
barat laut, tapi cuacanya sebagian besar jernih dan kering. Tepi teluk semua
diperkuat. Dimanapun dermaga dan
dermaga:
merika Latin dengan keunggulan angkatan laut yang menentukan,
berkat dukungan finansial dan armada yang kuat yang disediakan oleh Venesia,
memutuskan untuk melakukan upaya serius di dinding laut. Untuk membuat platform
penyerangan, mereka membangun menara pengepungan di kapal mereka, yang spars
panjangnya dipalsukan sebagai semacam jembatan gantung. Saat kapal mendekati
tembok atau menara, yang harus diserang, jembatan diturunkan, dan para ksatria
tergelincir. Tugas memimpin serangan semacam itu pasti merupakan tugas yang
sulit.
- Ivansaray,
- Haskoy,
- Syutlyudzha dan lainnya.
Jembatan di seberang teluk
Melalui teluk tanduk emas dilemparkan 5 jembatan:
- jembatan Ataturk,
- Jembatan Galata,
- jembatan Halich,
- Jembatan Galata tua, yang
telah ditutup,
- dan jembatan metro baru
"Golden Horn".
Itu dibangun di atas lokasi jembatan kuno Kebajikan, yang masih disebut Yahudi. Menurutnya, siapapun bisa mendapatkan dari satu bagian Istanbul ke tempat lain secara gratis. Jembatan modern tidak bisa dilewati secara gratis. Dari semua yang lewat, harga tetap dibebankan, yang masuk ke penataan kota. Jembatan Ataturk adalah jembatan pengangkut, yang terbesar keempat di Eropa. Terletak di dan.
Ksatria itu, yang bergantung pada keseimbangan, bergerak di atas
panggung sempit yang tinggi di atas kapal yang berlabuh, lalu naik di atas
tembok pembatas, sambil menghindari panah, luka dan dorongan para pembela,
berada di bawah rahmat keadaannya. Ketika usaha pertama mereka gagal,
orang-orang Latin meluncurkan serangan kedua dengan dua kapal yang diikat. Ini
memberikan platform yang lebih stabil dan kemungkinan menyerang menara dengan
dua poin. Saksi, Robert de Clary, menggambarkan bagaimana para penyerangnya
bercokol: Venesia, yang pertama kali memasuki menara, berada di salah satu
jembatan liontin ini dengan dua kesatria, dan dari sana, dengan bantuan tangan
dan kakinya, dia dapat menembus ke tingkat di mana akses ke jembatan
Jembatan Galata di seberang teluk terdiri dari dua
lantai. Lantai bawah adalah area berjalan yang nyaman, di bagian tengahnya
terdapat banyak restoran dan bar ikan. Di lantai atas - jalan setapak yang
dirancang untuk trem dan mobil. Di bagian tengah, Jembatan Galata adalah
jembatan gantung, yang dibuat khusus untuk kenyamanan perjalanan kapal besar.
Di sebelahnya adalah Masjid Baru. Pernah ada jembatan pejalan kaki dan Old
Galata, yang dibangun oleh perusahaan Jerman "MAN", namun setelah api
ia berhenti bertindak dan dipindahkan ke hulu.
Di sana ditebang; Di situlah André d'Urbouas datang dengan cara
yang sama saat sebuah kapal, dilemparkan oleh arus, menyentuh menara untuk
kedua kalinya. Saksi lain, Henri de Villehardwin, ketika Tentara Salib
melakukan penetrasi kritis ke dalam pertahanan, menggambarkan bagaimana mereka
menggunakan keberhasilan mereka: Ketika para ksatria melihatnya, yang diangkut
mereka mendarat, angkat tangga ke dinding dan bersandar ke puncak tembok dengan
bantuan kekuatan utama, dan naiklah keempat menara itu. Dan semua orang mulai
melompat keluar dari kapal dan kapal terbang dan galeri, kertak, yang
masing-masing dapat; dan mereka masuk dalam tiga gerbang dan masuk; dan mereka
menarik kuda keluar dari kapal pengangkut; dan para ksatria duduk dan langsung
menuju kediaman Kaisar Murtzuflos.
Metromost
Yang menarik adalah jembatan metro "Golden Horn". Ini adalah jembatan terbaru di Golden Horn. Buka pada tahun 2014. Jembatan dengan kabel tinggi ini (suspensi) ditempatkan di bawah jalur metro. Panjangnya 926 m. Jembatan menghubungkan pusat transportasi Yenikapi dan stasiun kereta bawah tanah Istanbul "Hadzhiosman".
Yang menarik adalah jembatan metro "Golden Horn". Ini adalah jembatan terbaru di Golden Horn. Buka pada tahun 2014. Jembatan dengan kabel tinggi ini (suspensi) ditempatkan di bawah jalur metro. Panjangnya 926 m. Jembatan menghubungkan pusat transportasi Yenikapi dan stasiun kereta bawah tanah Istanbul "Hadzhiosman".
Pantai Golden Horn Bay -
daerah dan atraksi
Sekarang di tepi teluk salah satu tempat paling kuno Istanbul:
Perang Salib keempat, yang tidak pernah mendekati Tanah Suci,
menghancurkan benteng dunia Kristen di timur. Meskipun pengkhianatan dan akal
dapat mengatasi benteng-benteng abad pertengahan terkuat, itu adalah sebuah
meriam yang akan membuat mereka usang. Sebuah perang sepanjang abad menyaksikan
kemunculan senjata ini sebagai senjata perang yang menentukan di darat. Orang
Turki Utsmani, muncul pada akhir abad ke-14 sebagai tugas besar berikutnya
untuk Bizantium, berada di garis depan teknologi awal ini. Pada saat itu,
Kekaisaran Ottoman telah menelan sebagian besar wilayah Bizantium dan
menyelimuti ibukotanya saat menyebar dari Asia Kecil ke Balkan.
Di bagian tengah teluk, di mana tempat tinggal Fener
dan Balat berada, ada banyak bangunan kuno, gereja, sinagoge, yang dibangun di
Bizantium dan kemudian masa Ottoman.
Salah satu pemandangan terpenting teluk adalah bangunan
terindah dari orang-orang Osmanian. Itu dibangun di perbatasan Selat Bosphorus
dan Golden Horn Bay. Topkapi - kompleks kediaman Sultan yang besar, menempati
wilayah seluas lebih dari 700.000 meter persegi. m.
Dengan menggabungkan teknologi ini dengan energi dan visi yang
luar biasa, Mehmet akan melangkah lebih jauh daripada yang lain dalam mencari
solusi taktis untuk mengatasi hambatan hebat yang masih merupakan pertahanan
Konstantinopel. Meskipun demikian, itu adalah artileri, yang membuatnya menjadi
ancaman kuat, terutama generasi baru artileri pengepungan besar-besaran, yang
dikembangkan oleh pembuat senjata Hungaria bernama Urban.
Meninggalkan gaji dan sumber uang yang minim dari
keluarga Byzantium, Urband menemukan di Mehmet sebagai sponsor panas, yang
memaksanya bekerja, melemparkan meriam kaliber besar untuk menembus tembok
kota. Orang Hungaria dengan antusiasme yang sama melanjutkan pekerjaannya,
menjanjikan kepada Sultan bahwa "sebuah batu yang dilepaskan dari senapan
saya akan mengurangi debu tidak hanya dari dinding-dinding ini, tapi bahkan
dinding Babel." Senapan yang dihasilkan adalah titanic, membutuhkan 60
ekor sapi dan 200 tentara untuk menariknya melalui Thrace dari pengecoran di
Adrianople. Ketika diuji, penulis sejarah Turki menulis bahwa sebuah peringatan
dikirim ke kamp Kekaisaran Ottoman agar wanita hamil tidak menghentikan kejutan
tersebut.
Di distrik Beyoglu ada peninggalan sejarah lain yang
patut dilihat, peninggalan 60 meter yang merupakan simbol Istanbul. Sebutkan
struktur kuno ini ditemukan dalam dokumen arsip abad ke 5 Masehi. Dari dek
observasinya, yang terletak tinggi di atas tanah, menawarkan panorama Selat
Bosphorus yang menakjubkan dan Golden Horn sendiri.
Hiasan lain dari tepian teluk - yang besar, memukau
indah dan megah, dibangun pada masa kejayaan Kekaisaran Ottoman. Perintah untuk
membangun struktur megah ini tidak lain dari Sultan Suleiman yang Magnificent
sendiri.
Pada kuartal Eminönü berdiri satu penciptaan yang
menakjubkan dari arsitek Ottoman yang terampil. Ini adalah salah satu masjid
terbesar di Istanbul dan, mungkin, konstruksi jangka panjang
"terpanjang": Masjid baru dibangun selama 66 tahun! Hari ini adalah
kuil Muslim yang paling banyak dikunjungi di kota ini.
Di pantai Golden Horn Bay ada banyak pemandangan yang
berbeda, berbeda penting, tapi semua tidak terlalu menarik. Hal ini diperlukan untuk melihat:
- dan di Gereja Our Lady of
Vlaherna,
- Miniaturek
- dan Istana Tekfur.
Dan untuk sepenuhnya mengalami keindahan Golden Horn
Bay, mengunjungi keajaiban ini harus dikombinasikan dengan perjalanan dengan
kapal motor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar