Jumat, 13 Juli 2018

Sejarah Turki Pada Dinasti Usmaniah dan Golden Horn Bay


Kesultanan Turki Usmani merupakan sebuah dinasti besar yang berkuasa pada akhir abad ke-13 sampai awal abad ke-20. Dibawah kepemimpinan Sultan Selim I dan Sultan Sulaiman pada abad ke-16 dinasti Turki Usmani berhasil mencapai puncak kejayaannya. Pada saat itu wilayah turki terbilang besar yakni dari ljazair sebelah barat, hingga Azerbizan disebelah timur dan Yaman disebelah selatan sampai Hungaria disebelah utara .
puncak kejayaan Turki Usmani mengantarkannya pada periode klasik, pada periode inilah dinasti Turki Usmani memfasilitasi kesultanannya dengan berbagai sarana pemerintahan dan sarana publik berupa bangunan-bangunan bernilai tinggi. Proyek pembangunan dinasti Turki Usmani pada era tersebut tidak lepas dari peran jenius seorang arsitek bernama Mimar Sinan yang kala itu menjabat sebagai kepala arsitek dan teknik sipil kesultanan.
Ia melaksanakan tugasnya pada masa kepemimpinan Sultan Sulaiman, Sultan Salim I, Sultan Salim II dan Sultan Murad III. Merujuk pada tulisan Sei Mustafa Celebi yang berjudul Tezkiretul Ebniye yang penulis kutip dari koran Republika rubrik Arsitektur Islam Digest semasa hidupnya Mimar Sinan telah mengepalai pendirian 476 buah bangunan . Terdiri dari, 94 bangunan masjid besar, 57 gedung sekolah, 52 bangunan masjid kecil, 48 tempat pemandian, 35 istana, 22 makam, 20 caravanserai, 17 dapur umum, delapan jembatan, delapan gudang penyimpanan, tujuh madrasah, enam pengatur air, dan tiga rumah sakit. Karyanya yang paling terkenal adalah Masjid Sulaiman di Istanbul dan Masjid Selimiye di Edirne.
Dimasa dinasti Usmani ini perkembangan corak dan seni arsitektur banyak dipengaruhi dan mengalami perpaduan dengan corak dan seni lokal. Motif ini terjadi karena para arsitektur muslim belum bisa melepaskan diri dari pengaruh corak arsitektur bangunan tradisional Byzantium dan Romawi yang pada saat itu dijadikan kiblat para arsitekur muslim untuk mengembangkan corak dan seni arsitekturnya.
Didalam perkembangannya bangunan arsitektur pada masa dinasti Turki Usmaniyah tidak hanya merupakan bangunan baru, tetapi ada juga diantaranya yang merupakan alih fungsi dari bangunan yang sudah ada sebelum dinasti Usmaniyah berkuasa. Contohnya Hagia Sofia/Aya Sofia, bangunan ini semula merupakan katedral atau gereja di Konstantinopel.
Namun ketika usmani menaklukan kerajaan ini, Hagia Sofia atau Aya Sofia diubah menjadi masjid. Kurang lebih selama 916 tahun Hagia Sofia menjadi gereja dan 481 tahun sebagai masjid . Dan pada tahun 1935 Mustafa Kemal Attarturk, penguasa Turki modern saat itu mengubah fungsi Hagia Sofia menjadi Musium, hingga sekarang ini. Dengan alasan, kebijakan Attaturk mengalih fungsikan Hagia Sofia dari masjid menjadi museum merupakan alternatif yang terbaik waktu itu, ia mencoba menampilkan toleransi umat Islam yang demikian tinggi bagi upaya normalisasi hubungan Islam-Kristen.

Tanduk Emas (dalam bahasa Turki: Haliç, dalam bahasa Yunani: Khrysokeras atau Chrysoceras atau Χρυσοκερας) yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “Golden Horn” ialah muara pemisah kota Istanbul. Horn atau Tanduk berasal dari lekukan dalam dari teluk yang menuju ke Barat Laut. Golden atau emas merupakan rujukan puitis terhadap pantulan sinar matahari terbenam yang indah. Ottoman menyebut Tanduk sebagai Haliç, yang dalam bahasa Turki modern adalah istilah geografis untuk "muara", meskipun dalam bahasa Arab aslinya, itu berarti "jurang".

Golden Horn adalah muara Sungai Alibeyköy dan Kağıthane (dikenal secara kolektif sebagai Air Manis Eropa oleh para pelancong Eropa awal abad-abad lalu; bergabung dengan timur laut Eyüp dekat Silahtar), terbentuk ketika perairan Bosphorus membanjiri mereka. Golden Horn menjadi pelabuhan utama Istanbul, dapat dikatakan bahwa Golden Horn Bay juga merupakan rute perdagangan di seluruh Bosphorus.

Pada abad ke – 18, tepian Golden Hornbay dan sungai – sungai yang membentuknya dihiasi dengan istana dan rumah – rumah mewah yang dikelilingi oleh kebun Tulip (kebun Tulip sebagian besar sekarang telah hilang), Golden Hornbay merupakan tempat dimanan masyarakat Utsmaniyah menikmati pesta mewah.

Sungai Kağıthan banyak disukai, dimana sungai ini berada di pinggiran kota berpasir Sadabad yang biasa disebut juga sebagai “Kota Bahagia”. Hal ini terjadi pada Era Tulip (Lale Devri, 1718 – 1730) atau beberapa menyebutnya “Era Debauch” (Sefahat Devri), yang kemudian dituduh sebagai salah satu alasan melemahnya ekonomi Turki dan terjadi pembubaran kaisar. Gaya hidup mewah ini berakhir dengan Pemberontakan Patrona Halil yang dipimpin Janisarry tahun 1730, ketika bangunan di Sabadab dibakar. Revolusi Industri Turki pada abad ke-19 menjadikan tepian Golden Hornbay sebagai salah satu pusat industry dari ekonomi Turki hingga tahun 1980an. Hal ini berdampak buruk pada Golden Hornbay yang disebabkan oleh limbah industri yang tidak diolah dari selokan kota sehingga membuat Golden Hornbay meluap dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, oleh karena itu banyak orang yang mengindari jalan disepanjang tepian sungai.

Pada akhir 1980an, upaya untuk membawa Golden Hornbay ke masa kejayaannya dimulai. Saat ini airnya jauh lebih bersih dan digunakan untuk berenang perayaan Epiphany dari komunitas Yunani lokal, dimana beberapa perenang berusaha untuk mengambil salib kayi yang dilemparkan ke air oleh Patriark.

               Golden Hornbay memiliki pantai Selatan dan Utara, namun karena bentuk tandukn yang hamper berliku – liku selata kadang terlihat seperti barat dan utara tampak seolah – olah di Timur. Oleh karena itu berlaku aturan sederhana: Jika kita beridiri di sebidang tanah yang berdekatan dengan Masjid Sulaimani, bata merah dan Phanar Greek College atau Masjid Eyup maka  kita berada di tepi Selatan. Sebaliknya, jika kita berada di tanah yang sama dengan Menara Galata atau Galaangan Kapal Kasimpasa, maka kita berada di pantai Utara.


1.      Eyüp Mosque Complex
Komplek Masjid Eyup merupakan Kuil Islam paling suci di Kota Turki. Terdapat makam Abu Ayyub Abu Ayyub al-Ansari (Eyüp Ensari Türbesi), pembawa standar Nabi Muhammad, meninggal dan dikubur di sini selama pengepungan Muslim pertama Konstantinopel (674-678 AD). Lingkungan itu dinamai sesuai namanya. Terdapat juga plakat dari plastic yang diyakini merupakan jejak Nabi Muhammad. Bagian dalam makam ditutupi dengan keramik halus, orang – orang muslim meninggalkan tempat itu dengan berjalan mundur melalui Lorong keluarnya agar tidak membelakangi catafalque al-Ansari.

2.      Feshane
Eski Feshane Caddesi, Eyüp (di tepi pantai, tepat di sebelah timur pusat kota Eyüp. Awalnya sebuah pabrik memproduksi fezzes (fes), topi merah Ottoman terbuat dari felt, diadopsi di Ottoman Empire pada awal 1800-an sebagai bagian dari upaya westernizing sebagai pengganti dari turban yang lebih tradisional. Fez dihapuskan demi pakaian barat selama reformasi Ataturk tahun 1920an dan 30an karena dianggap melambangkan rezim tua dan oriental. Saat ini Feshane berfusngsi sebagai pusat budaya dan pameran yang menelenggarakan perayaan pada hari – hari lokat dan beberapa pameran seni sementara.

3.      Aynalıkavak Pavilion
Dimulai pada tahun 1613 oleh sultan Ottoman Ahmet I (r. 1603–1617, yang juga memiliki Masjid Biru di Kota Lama yang dibangun), dan direnovasi secara ekstensif oleh Selim III yang mencintai seni (r. 1789–1807), bangunan tunggal ini yang dengan sendirinya memiliki perbedaan sebagai satu-satunya struktur utuh yang kembali ke aturan Ahmet III (memerintah 1703-1730), di dalam taman yang indah dari kolam dan pohon cedar dan magnolia dewasa adalah satu-satunya bagian yang tersisa dari apa yang pernah menjadi kompleks istana terbesar keempat di Istanbul, memanjang sampai ke tepian Golden Hornbay (yang sekarang ditempati oleh bangunan terlantar dari galangan kapal yang tertutup, yang juga memblokir sebagian pemandangan ke arah pantai).
Menurut desas-desus lokal, namanya (yang dalam bahasa Turki berarti "cermin poplar") berasal dari cermin yang sekarang tidak ada yang dihadiahkan oleh Venesia ke istana yang mungkin "setinggi pohon poplar" (aynalar kavak). Interior yang sangat dekoratif dan berwarna-warni termasuk beberapa kamar perabot asli cocok untuk sultan, beberapa di antaranya ditutupi dengan nacre, dan dinding dihiasi dengan puisi Ottoman memuji istana dan Selim III. Lantai bawah adalah museum kecil yang didedikasikan untuk musik, yang memperlihatkan beberapa instrumen (biola, oud, dan kamancheh) dan piringan hitam milik Fatma Gevheri Sultana (1904–1980), cucu perempuan Abdülaziz I (r. 1861–1876).


4.      Miniaturk
Dibangun pada tahun 2001 dan merupakan taman miniatur pertama di Istanbul (taman miniatur terbesar di dunia dalam hal area model). Taman ini menjadi ikon berbagai budaya dan peradaban. Model bervariasi dari Hagia Sophia ke Galata Tower, dari Rumah Safranbolu ke Sumela Monastery di Trabzon, dari Qubbat As-Sakhrah ke reruntuhan Gunung Nemrut. Selain itu, beberapa karya yang belum bertahan hingga saat ini, seperti Kuil Artemis, Mausoleum Halicarnassus, dan Kastil Ajyad, diciptakan kembali. Semua bekas Kekaisaran Ottoman di satu tempat.

5.      Rahmi M. Koç Industrial Museum
Merupakan museum industri khas yang menampilkan evolusi mesin. Banyak barang yang terkait dengan transportasi termasuk kapal selam, mobil klasik, gerbong kereta api, feri Bosphorus yang tidak ada di tempat dan pesawat Douglas DC-3 juga rumah-rumah khas Istanbul streetscape dengan toko-tokonya dan semua bagaimana akan terlihat seperti di masa lalu.


6.      Santral İstanbul
Museum seni kontemporer yang terletak di gedung yang diubah dari pembangkit listrik lama (pabrik pertama di Istanbul dan Kekaisaran Ottoman). Bagian dari pabrik itu disimpan dalam kondisi asli hamper persis dan sekarang berfungsi sebagai “Museum Energi”




Golden Horn, atau Haliç dalam bahasa Turki, adalah berbentuk tanduk fyord sisi Eropa dari Istanbul. Ini adalah pelabuhan alami yang mana armada kapal Bizantium dan Ottoman berlabuh. Golden Horn modern, dikelilingi oleh taman dan jalan pejalan kaki dengan situs kuno di sekitarnya. Namanya berasal dari warna air ketika saat matahari terbenam yang bersinar dengan warna emas karena pantulan matahari.
Golden Horn adalah pelabuhan perdagangan tua dan sebuah area perumahan yang populer selama periode Byzantium. Pintu masuk dihalangi oleh pintu besar untuk menghentikan kapal-kapal yang tidak diinginkan untuk memasukkan. Selama periode Ottoman itu sebagian besar dihuni oleh imigran Yahudi dari Spanyol. Campuran Armenia, Yunani, gipsi, dan Turki tinggal di sepanjang pantainya tercermin di kota mosaik berwarna-warni etnis.
Di awal abad ke-16 Leonardo da Vinci diproyeksikan jembatan akan dibangun atas Golden Horn untuk sultan. Itu dimaksudkan untuk menjadi rentang tunggal 240 meter (787 kaki), lebar 8 meter (26 kaki), dan 24 meter (78 kaki) tinggi dari air, tetapi tidak pernah dibangun.
Pada paruh pertama abad ke-18 Golden Horn terkenal karena taman tulipnya dimana orang-orang kelas atas datang untuk menikmati dan baris dengan perahu mereka untuk sunset romantis. Banyak penyair menyebutnya sebagai "Sadabad" dalam puisi, atau "tempat kebahagiaan". Kemudian pabrik Rokok Cibali dibangun pada tahun 1880, diikuti oleh pabrik-pabrik lain, yang hari ini memiliki sebuah universitas swasta, dan Golden Horn Industrilized.
Dengan ledakan penduduk di tahun 1950 dan hukum yang tidak efektif pada bangunan, Golden Horn menjadi jelek, abu kota dan limbah industri dengan bau mengerikan. Tetapi di tahun 1980-an mulai ada pembersihan kota, membersihkan pabrik-pabrik dan membangun sistem pembuangan tepat di sekitar Golden Horn. Sekarang, pantainya hijau sekali lagi dengan Taman, Promenade, dan Taman Bermain. Masih ada banyak yang harus dilakukan tapi setidaknya sekarang orang tidak harus mengubah program mereka karena bau.
Fener dan Balat adalah lingkungan kota tua di Golden Horn, dengan rumah-rumah kayu tua tradisional, gereja-gereja Byzantium, dan beberapa rumah-rumah ibadat lama yang milik komunitas Yahudi pertama yang telah menetap di sini. Patriarki Ortodoks berada di sini juga.
Lingkungan Eyup menjelang akhir Golden Horn adalah situs penting bagi Muslim yang datang untuk mengunjungi dan berdoa untuk makam Eyub El Ensari, adalah seorang sahabat Nabi Muhammad S.A.W dan mati selama pengepungan Konstantinopel Arab di abad ke-7. Di sekitar masjid dan perbukitan yang ditutupi dengan cemetaries dari periode Ottoman. Pierre Loti Cafe di atas bukit yang menghadap kuil adalah tempat yang damai untuk menikmati pemandangan Golden Horn. Pierre Loti Cafe memiliki kopi Turki tradisional dan teh.
Sebelum ada jembatan atas Golden Horn pada abad ke-19, perahu kecil digunakan sebagai  transportasi antara kedua pantai. Jembatan Galata pertama, yang menghubungkan hari Karaköy Eminönü, dibangun pada tahun 1836, direnovasi pada tahun 1845, lalu renovasi lagi pada tahun 1912, dan yang terakhirnya pada tahun 1993. Lalu ada Jembatan Unkapani (juga disebut sebagai Atatürk) sebelum adanya jembatan Golden Horn untuk menangani arus lalu lintas antara Beyoglu dan Saraçhane. Yang ketiga adalah Golden Horn disebut jembatan Haliç dengan jalan raya yang di laluinya


Turki berbatasan dengan Laut Hitam di sebelah utara, Bulgaria di sebelah barat laut, Yunani dan Laut Aegea di sebelah barat, Georgia di timur laut, Armenia, Azerbaijan, dan Iran di sebelah timur; dan Irak dan Suriah di tenggara, dan Laut Mediterania di sebelah selatan. Laut Marmara yang merupakan bagian dari Turki digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa dan Asia, sehingga Turki dikenal sebagai negara transkontinental. Turki mulai bermigrasi ke daerah yang dinamakan Turki pada abad ke-11.
Mulai abad ke-13, beylik-beylik Ottoman menyatukan Anatolia dan membentuk kekaisaran yang daerahnya merambah kebanyakan Eropa Tenggara, Asia Barat, dan Afrika Utara. Setelah Kekaisaran Utsmaniyah runtuh setelah kalah pada Perang Dunia I, sebagian wilayahnya diduduki oleh para Sekutu yang memenangi PD I. Mustafa Kemal Atatürk kemudian mengorganisasikan gerakan perlawanan melawan Sekutu. Pada tahun 1923, gerakan perlawanan ini berhasil mendirikan Republik Turki Modern dengan Atatürk menjabat sebagai presiden pertamanya.
Ibu kota turki adalah Ankara namun kota terbesar di negara ini adalah Istanbul. Disebabkan oleh lokasinya yang strategis di persilangan dua benua, budaya Turki merupakan campuran budaya Timur dan Barat yang unik yang sering diperkenalkan sebagai jembatan antara dua peradaban. Dengan adanya kawasan yang kuat dari Adriatik ke Tiongkok dalam jalur darat di antara Rusia dan India, Turki telah memperoleh kepentingan strategis yang bertambah pesat.

Golden Horn Bay  di Istanbul terletak di bagian Eropa, membaginya ke bagian selatan dan utara. Golden Horn Bay mengalir ke tempat di mana ia bergabung dengan Laut Marmara. Golden Horn adalah salah satu pelabuhan alam yang paling indah di dunia. Panjang selat itu lebih dari 12 kilometer, lebarnya bervariasi dari 90 sampai 700 meter di tempat yang berbeda. Kedalaman Golden Horn Bay sekitar 47 meter. Dari barat ke sanamengalir ke 2 sungai:

Sementara armada Byzantine memerintahkan penyempitan Hellespont dan Bosporus, serangan dari kuartal ini tidak perlu ditakuti. Ketika kekaisaran mengalami kemunduran, kaisar Bizantium tidak dapat lagi mempertahankan armada yang efektif dan secara bertahap harus bergantung pada perlindungan angkatan laut yang ramah. Ketika armada Byzantine layu, Konstantinopel diserang dari laut.
Tugasnya tak butuh waktu lama untuk menunggu. Perang Salib pertama adalah pernikahan yang menyenangkan bagi dunia Kristen, terbagi antara gereja-gereja timur dan barat yang bersaing. Selama Perang Salib Keempat, permusuhan ini pecah menjadi perang terbuka, ketika orang-orang Latin mencoba menggunakan salah satu pertengkaran dinasti Byzantium. Pemulihan mereka akan berumur pendek. Tidak berharap bahwa kerja sama Bizantium untuk kampanye di Tanah Suci dari kaisar baru yang menantang dan dengan sedikit kesempatan untuk sukses tanpanya, Tentara Salib memutuskan sekali lagi untuk menerima Konstantinopel.
  • Ali Bey-su
  • dan Kihat-khan-su.
Teluk memiliki posisi yang sangat menguntungkan: dilindungi secara harfiah dari semua sisi oleh badai yang merusak dan dari sisi barat laut terbatas pada semenanjung Shkota. Bagian dari pantai memiliki permukaan berbukit, bagian lain - landai. Begitu banyak bank memberi penduduk kaya panen Byzantium, dan di perairan teluk itu penuh dengan ikan. Kini ekologi daerah baru saja pulih. Cuaca di teluk sangat berubah. Di musim panas, angin bertiup dari selatan dan tenggara, seringkali hujan deras. Di pagi hari itu berkabut. Di musim gugur, angin bertiup dari barat laut, tapi cuacanya sebagian besar jernih dan kering. Tepi teluk semua diperkuat. Dimanapun dermaga dan dermaga:
merika Latin dengan keunggulan angkatan laut yang menentukan, berkat dukungan finansial dan armada yang kuat yang disediakan oleh Venesia, memutuskan untuk melakukan upaya serius di dinding laut. Untuk membuat platform penyerangan, mereka membangun menara pengepungan di kapal mereka, yang spars panjangnya dipalsukan sebagai semacam jembatan gantung. Saat kapal mendekati tembok atau menara, yang harus diserang, jembatan diturunkan, dan para ksatria tergelincir. Tugas memimpin serangan semacam itu pasti merupakan tugas yang sulit.
  • Ivansaray,
  • Haskoy,
  • Syutlyudzha dan lainnya.

Jembatan di seberang teluk

Melalui teluk tanduk emas dilemparkan 5 jembatan:
  • jembatan Ataturk,
  • Jembatan Galata,
  • jembatan Halich,
  • Jembatan Galata tua, yang telah ditutup,
  • dan jembatan metro baru "Golden Horn".

Itu dibangun di atas lokasi jembatan kuno Kebajikan, yang masih disebut Yahudi. Menurutnya, siapapun bisa mendapatkan dari satu bagian Istanbul ke tempat lain secara gratis. Jembatan modern tidak bisa dilewati secara gratis. Dari semua yang lewat, harga tetap dibebankan, yang masuk ke penataan kota. Jembatan Ataturk adalah jembatan pengangkut, yang terbesar keempat di Eropa. Terletak di dan.
Ksatria itu, yang bergantung pada keseimbangan, bergerak di atas panggung sempit yang tinggi di atas kapal yang berlabuh, lalu naik di atas tembok pembatas, sambil menghindari panah, luka dan dorongan para pembela, berada di bawah rahmat keadaannya. Ketika usaha pertama mereka gagal, orang-orang Latin meluncurkan serangan kedua dengan dua kapal yang diikat. Ini memberikan platform yang lebih stabil dan kemungkinan menyerang menara dengan dua poin. Saksi, Robert de Clary, menggambarkan bagaimana para penyerangnya bercokol: Venesia, yang pertama kali memasuki menara, berada di salah satu jembatan liontin ini dengan dua kesatria, dan dari sana, dengan bantuan tangan dan kakinya, dia dapat menembus ke tingkat di mana akses ke jembatan


Jembatan Galata di seberang teluk terdiri dari dua lantai. Lantai bawah adalah area berjalan yang nyaman, di bagian tengahnya terdapat banyak restoran dan bar ikan. Di lantai atas - jalan setapak yang dirancang untuk trem dan mobil. Di bagian tengah, Jembatan Galata adalah jembatan gantung, yang dibuat khusus untuk kenyamanan perjalanan kapal besar. Di sebelahnya adalah Masjid Baru. Pernah ada jembatan pejalan kaki dan Old Galata, yang dibangun oleh perusahaan Jerman "MAN", namun setelah api ia berhenti bertindak dan dipindahkan ke hulu.
Di sana ditebang; Di situlah André d'Urbouas datang dengan cara yang sama saat sebuah kapal, dilemparkan oleh arus, menyentuh menara untuk kedua kalinya. Saksi lain, Henri de Villehardwin, ketika Tentara Salib melakukan penetrasi kritis ke dalam pertahanan, menggambarkan bagaimana mereka menggunakan keberhasilan mereka: Ketika para ksatria melihatnya, yang diangkut mereka mendarat, angkat tangga ke dinding dan bersandar ke puncak tembok dengan bantuan kekuatan utama, dan naiklah keempat menara itu. Dan semua orang mulai melompat keluar dari kapal dan kapal terbang dan galeri, kertak, yang masing-masing dapat; dan mereka masuk dalam tiga gerbang dan masuk; dan mereka menarik kuda keluar dari kapal pengangkut; dan para ksatria duduk dan langsung menuju kediaman Kaisar Murtzuflos.
Metromost
Yang menarik adalah jembatan metro "Golden Horn". Ini adalah jembatan terbaru di Golden Horn. Buka pada tahun 2014. Jembatan dengan kabel tinggi ini (suspensi) ditempatkan di bawah jalur metro. Panjangnya 926 m. Jembatan menghubungkan pusat transportasi Yenikapi dan stasiun kereta bawah tanah Istanbul "Hadzhiosman".

Pantai Golden Horn Bay - daerah dan atraksi


Sekarang di tepi teluk salah satu tempat paling kuno  Istanbul:
Perang Salib keempat, yang tidak pernah mendekati Tanah Suci, menghancurkan benteng dunia Kristen di timur. Meskipun pengkhianatan dan akal dapat mengatasi benteng-benteng abad pertengahan terkuat, itu adalah sebuah meriam yang akan membuat mereka usang. Sebuah perang sepanjang abad menyaksikan kemunculan senjata ini sebagai senjata perang yang menentukan di darat. Orang Turki Utsmani, muncul pada akhir abad ke-14 sebagai tugas besar berikutnya untuk Bizantium, berada di garis depan teknologi awal ini. Pada saat itu, Kekaisaran Ottoman telah menelan sebagian besar wilayah Bizantium dan menyelimuti ibukotanya saat menyebar dari Asia Kecil ke Balkan.
Di bagian tengah teluk, di mana tempat tinggal Fener dan Balat berada, ada banyak bangunan kuno, gereja, sinagoge, yang dibangun di Bizantium dan kemudian masa Ottoman.

Salah satu pemandangan terpenting teluk adalah bangunan terindah dari orang-orang Osmanian. Itu dibangun di perbatasan Selat Bosphorus dan Golden Horn Bay. Topkapi - kompleks kediaman Sultan yang besar, menempati wilayah seluas lebih dari 700.000 meter persegi. m.
Dengan menggabungkan teknologi ini dengan energi dan visi yang luar biasa, Mehmet akan melangkah lebih jauh daripada yang lain dalam mencari solusi taktis untuk mengatasi hambatan hebat yang masih merupakan pertahanan Konstantinopel. Meskipun demikian, itu adalah artileri, yang membuatnya menjadi ancaman kuat, terutama generasi baru artileri pengepungan besar-besaran, yang dikembangkan oleh pembuat senjata Hungaria bernama Urban.
Meninggalkan gaji dan sumber uang yang minim dari keluarga Byzantium, Urband menemukan di Mehmet sebagai sponsor panas, yang memaksanya bekerja, melemparkan meriam kaliber besar untuk menembus tembok kota. Orang Hungaria dengan antusiasme yang sama melanjutkan pekerjaannya, menjanjikan kepada Sultan bahwa "sebuah batu yang dilepaskan dari senapan saya akan mengurangi debu tidak hanya dari dinding-dinding ini, tapi bahkan dinding Babel." Senapan yang dihasilkan adalah titanic, membutuhkan 60 ekor sapi dan 200 tentara untuk menariknya melalui Thrace dari pengecoran di Adrianople. Ketika diuji, penulis sejarah Turki menulis bahwa sebuah peringatan dikirim ke kamp Kekaisaran Ottoman agar wanita hamil tidak menghentikan kejutan tersebut.
Di distrik Beyoglu ada peninggalan sejarah lain yang patut dilihat, peninggalan 60 meter yang merupakan simbol Istanbul. Sebutkan struktur kuno ini ditemukan dalam dokumen arsip abad ke 5 Masehi. Dari dek observasinya, yang terletak tinggi di atas tanah, menawarkan panorama Selat Bosphorus yang menakjubkan dan Golden Horn sendiri.

Hiasan lain dari tepian teluk - yang besar, memukau indah dan megah, dibangun pada masa kejayaan Kekaisaran Ottoman. Perintah untuk membangun struktur megah ini tidak lain dari Sultan Suleiman yang Magnificent sendiri.
Pada kuartal Eminönü berdiri satu penciptaan yang menakjubkan dari arsitek Ottoman yang terampil. Ini adalah salah satu masjid terbesar di Istanbul dan, mungkin, konstruksi jangka panjang "terpanjang": Masjid baru dibangun selama 66 tahun! Hari ini adalah kuil Muslim yang paling banyak dikunjungi di kota ini.
Di pantai Golden Horn Bay ada banyak pemandangan yang berbeda, berbeda penting, tapi semua tidak terlalu menarik. Hal ini diperlukan untuk melihat:
  • dan di Gereja Our Lady of Vlaherna,
  • Miniaturek
  • dan Istana Tekfur.
Dan untuk sepenuhnya mengalami keindahan Golden Horn Bay, mengunjungi keajaiban ini harus dikombinasikan dengan perjalanan dengan kapal motor.