Kamis, 23 Juni 2016

Pandangan Hidup dan Kebiasaan Masyarakan Jepang

Pengertian Pandangan Hidup.
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.
Berikut ini merupakan contoh pandangan hidup / kebiasaan baik yang dimiliki masyarakat Jepang:
1.      Kerja Keras dan Penuh Semangat
Jepang memang terkenal dengan kerja kerasnya, mereka kerja dengan penuh semangat karena bagi mereka untuk meraih sebuah kesuksesan mereka harus bekerja keras.Mereka datang ke tempat kerja selalu awal dengan alasan agar tidak terlambat. Bahkan sudah biasa seorang bos di Jepang datang lebih awal dari pegawainya.
2.      Memanfaatkan waktu semaksimal mungkin
Mereka memanfaatkan waktu kerja mereka dengan maksimal dan penuh semangat. Mereka pun tidak suka pulang kerja lebih awal. Mereka lebih suka mengambil kerja lembur daripada harus pulang cepat. (Jepang memang terkenal dengan jam kerjanya yang panjang dibanding dengan negara-negara di dunia). Malamnya sepulang kerja terkadang mereka juga menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang tetapi hal itu tidak membuat mereka kehilangan semangat kerja esok harinya.
3.      Tidak bisa menahan malu akibat ulah buruknya
Tidak semua penduduk di Jepang itu kaya  dan sukses, diantara mereka juga ada pengemis dan gelandangan. Ada juga gelandangan yang mantan koruptor dan penjahat negara  lainnya. Namun, kebanyakan dari koruptor yang menggelandang itu mati karena bunuh diri sebab mereka tak sanggup menahan malu akibat keburukan hidupnya.
4.      Mandiri
Sejak kecil  mereka diajari untuk mandiri, meski orang tuanya  kaya  mereka tidak dimanjakan dengan uang. JIka ingin uang lebih mereka harus berusaha sendiri, biasanya mereka memilih untuk kerja part time sejak SMA. (Karena di Jepang diperbolehkan kerja part time)
5.      Tidak banyak ngobrol saat bekerja
Tidak seperti kita orang Indonesia yang kebanyakan “No Action Talk more”, orang Jepang dalam bekerja itu “Talk Less Do More”, jadi gak kebanyakan ngobrol gitu.
6.      Tidak konsumtif 
Jika di Indonesia kita sering mengenal kebiasaan ngajak makan bareng, jalan bareng, mentraktir teman sepulang kerja. Dan teman yang mengajak harus membayar ongkos jalan atau makannya. Berbeda dengan Jepang, jika ada orang mengajak makan bareng bukan berarti kita ditraktir, tapin kita harus bayar sendiri-sendiri…. hehehe
7.      Peduli pendidikan
Terbukti setelah terjadi pemboman di Hiroshima 6 agustus 1945, pertanyaan pertama yang diajukan oleh kaisar adalah,”berapakah guru yang masih hidup?” Nah, dari sini kelihatan banget kan kalau pemerintah Jepang sangat peduli pendidikan. Banyak JUga pelajar yang dikirim ke luar negeri untuk menimba ilmu, karena bagi mereka ilmu itu tidak terukur oleh uang.
8.      Menghargai jasa orang lain
Orang-orang Jepang sangat menghargai jasa orang lain, mereka sering mengucapkan “arigatou”(terimakasih) meski jasa yang diberikan itu adalah hal-hal ringan. Mereka juga sering memberikan bingkisan kepada orang yang telah berjasa kepada mereka.
9.      Budaya Baca
Budaya baca di Jepang sangat tinggi dimanapun mereka berada(baik di  kamar, kereta, selokan, WC)  jika mempunyai waktu luang mereka akan mengisinya dengan membaca. Sampai-sampai saat dalam kendaraan  pun juga membaca. Jika mereka berpergian lebih suka menggunakan kereta dengan alasan memanfaatkan waktu yang lama di kereta, selain itu kereta juga tidak menimbulkan getaran yang banyak menyebabkan gangguan saat membaca. 
10.  Loyalitas
Orang Jepang mempunyai loyalitas yang lumayan tinggi. Dalam hidupnya mereka hanya bekerja pada 1 atau 2 tempat saja, tidak seperti kebanyakan bangsa-bangsa lain. Mereka tidak berpindah-pindah karena rata-rata gaji di perusahaan-perusahaan Jepang relatif sama.

11.  Workaholic
Mereka bisa dibilang workaholic(suka bekerja), bagi mereka “work is funny”, mereka juga mempunyai semboyan “Kita bisa maksimal bekerja ketika mengerjakan yang kita sukai.”


 Dengan kebiasaan masyarakat jepang yang baik, dapat menjadi kemajuan untuk negara mereka sendiri, untuk itu masyarakat indonesia diharapkan dapat mencontoh kebiasaan baik mereka yang tentunya akan berdampak baik untuk kemajuan negara indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar