Manusia merupakan makhluk hidup yang tidak luput dari
masalah. Masalah merupakan sesuatu yang harus dipecahkan atau dicari jalan
keluarnya. Sepanjang hidupnya, seorang manusia pasti pernah berhadapan dengan
yang namanya masalah, apakah berupa adanya kesenjangan atau adanya sesuatu yang
harus dicarikan jalan keluarnya. Masalah memang menjadi bagian dari hidup
manusia. Jika seorang manusia memiliki masalah artinya dia sedang hidup. Dengan
adanya masalah, kepribadian seseorang justru akan semakin berkembang
melalui usaha belajar dari kesalahan itu sendiri.
Dalam
mempersepsi dan memaknai tentang suatu masalah setiap orang akan berbeda-beda.
Bagi seseorang, sesuatu itu bisa saja dianggap masalah, sementara bagi orang
lain bukan masalah, atau sebaliknya. Demikian juga, bagi seseorang sesuatu itu
merupakan masalah kecil atau ringan, tetapi dipersepsi dan dimaknainya sebagai
suatu masalah yang berat dan besar atau justru sebaliknya. Jadi standar / tolak
ukur masalah dari hidup masing-masing seseorang itu relatif.
Terkait
dengan masalah-masalah psikologis yang dihadapi individu, pada umumnya individu
yang bersangkutan kurang atau bahkan sama sekali tidak menyadarinya. Misalkan,
orang yang sombong kadang-kadang tidak menyadari kesombongannya, demikian juga
orang yang malas kadang-kadang tidak menyadari kemalasannya, sehingga cenderung
untuk membiarkannya dan menjadi semakin kronis. Berbeda dengan masalah yang
bersifat fisik, jika seseorang mendapatkan masalah fisik, misalnya dia
mengalami sakit kepala, orang itu dengan mudah menyadari bahwa dirinya
mempunyai masalah dengan kepalanya, sehingga dia berupaya untuk segera
menghilangkannya dengan cara membeli obat atau datang ke dokter.
Secara garis
besarnya, masalah-masalah yang dihadapi individu bersumber dari dua faktor,
yaitu faktor dari dalam diri individu sendiri dan faktor lingkungan. Ketika
kehidupan masih relatif sederhana, masalah-masalah yang muncul pun cenderung
bersifat sederhana, namun sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia yang
serba modern seperti sekarang ini, masalah-masalah yang muncul pun tampaknya
semakin kompleks, termasuk di dalamnya masalah yang berkaitan dengan psikologis.
Upaya untuk
mengatasi masalah-masalah atau mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi
dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik yang dilakukan sendiri maupun
melaui bantuan orang lain. Bantuan orang lain biasanya diperlukan manakala
masalah yang dihadapinya dianggap terlalu berat dan sudah tidak mungkin lagi
ditanggulangi oleh dirinya sendiri. Pada proses penyelesaian masalah yang
melibatan orang lain untuk membantu disebut juga pendekatan dalam budaya.
Pendekatan
dalam budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Pendekatan budaya
merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu
masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan berdiri sendiri, akan tetapi
berkaitan dan menjadi suatu sistem. Dengan demikian, pendekatan budaya adalah
bagian dari kebudayaan yang diartikan pula adat-istiadat. Adat-istiadat
mencakup sistem nilai budaya, sistem norma, norma-norma menurut pranata-pranata
yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan, termasuk norma agama.
Fungsi
pendekatan budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah
laku manusia. Proses belajar dari pendekatan budaya ini dilakukan melalui
proses pembudayaan. Dalam proses ini, individu mempelajari dan menyesuaikan
alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan
yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil, dimulai dari
lingkungan keluarga, masyarakat, mula-mula meniru berbagai macam ilmu n.
Setelah itu menjadi pola yang mantap, dan mengatur apa yang dimilikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar