KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kita dapat merasakan iman dan islam semoga salawat dan salam dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah penyusun telah dapat menyelesaikan Laporan tentang sejarah berdirinya Istana Bogor yang telah selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan Laporan ini.
Akhirnya penyusun hanya bisa berharap bagi para pembaca Laporan ini untuk memberikan kritik dan saran agar Laporan ini lebih baik.
Kadungora, April 2012
Penyusun
|
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1.1 Gedung Induk.................................................................................. I
1.2 Gedung Utama Sayap Kanan............................................................ II
1.3 Paviliun I-IV..................................................................................... III
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Istana Bogor....................................................................................... 1
2.2 Sejarah............................................................................................... 3
2.3 Bangunan dan Ruangan di Istana Bogor............................................ .. 5
2.4 Karya Seni di Istana Bogor ............................................................... .. 6
2.5 Hotel Salak The Heritage Bogor ....................................................... .. 7
2.6 Referensi.......................................................................................... .. 7
2.7 Kepustakaan dan Benda Seni........................................................... .. 8
BAN III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istana Kepresidenan Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.1, KelurahanPaledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Provinsi JawaBarat, sekitar 60 kilometer dari Jakarta atau 43 kilometer dari Cipanas.Istana ini berada di pusat kota Bogor, di atas tanah berkultur datar, seluassekitar 28, 86 hektar, di ketinggian 290 meter dari permukaan laut.
1.1 Gedung Induk
Terdiri dari delapan ruang , yaituRuangGaruda yang berfungsi sebagai Ruang Resepsi, disini juga pertemuan - pertemuan besar dapat dilaksanakan. Ruang Teratai yang berfungsi sebagai ruangpenerimaan tamu.Ruang Film pernah berfungsi sebagai ruangpemutaran film pada masa Presiden Soekarno. Ruang Mak an yang berfungsi sebagai ruang makan utama.Ruang Kerja Presiden yangpernah berfungsi sebagai tempat bekerja Presiden Soekarno. Ruang Perpustakaan yang pernah berfungsi sebagai ruang perpustakaanPresiden Soekarno. Ruang Famili dan Kamar Tidur yang berfungsisebagai tempat / ruang tunggu Presiden jika akan mengikuti aneka acaradi Ruang Garuda.Ruang Tunggu Menteri yang berfungsi sebagairuang tunggu para menteri jika mereka akan mengikuti acara - acara diRuang Garuda.
1.2 Gedung Utama Sayap Kiri
Terdiri dari dua ruang, yaitu RuangPanca Negara, yang pernah berfungsi sebagai ruang Konferensi Panca Negara / persiapan Konferensi Asia Afrika di Bandung, Ruang Tidur dan Ruang Tengah, yang difungsikan sebagai tempat menginapPresiden, tamu negara dan tamu agung.
1.3 Gedung Utama Sayap Kanan
Berfungsi sebagai tempat menginappara Presiden sebagai tamu negara berikut tamu - tamu negara, dantamu - tamu lainnya. Paviliun Sayap Kiri berfungsi sebagai kantorRumah Tangga Istana Bogor, sedangkan Paviliun Sayap Kanan berfungsisebagai tempat menginap para pejabat dan staf tamu negara.
1.4 Paviliun I-VI
Paviliun I-V kini digunakan sebagai tempat menginappara pejabat dan merupakan ruang tunggu para menteri apabila adaacara, Paviliun VI digunakan sebagai rumah jabatan kepala istal Diantara bangunan-bangunan lainnya, yang patut dicatat di sini adalahGedung Dyah Bayurini, yang dilengkapi dengan kolam renangdigunakan sebagai tempat istirahat Presiden serta keluarganya jikasedang berada di Bogor. Selain itu, terdapat Gedung Serba Guna yang berfungsi sebagai ruang serba guna: kesenian, pertemuan, tempat artis,dsb. Selebihnya bangunan-bangunan itu merupakan bangunan- bangunan pelengkap kediaman Presiden dan fungsinya pun sejalandengan jabaran tugas dan fungsi mereka
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Istana Bogor
Berawal dari keinginan orang - orang Belanda yang bekerja di Batavia ( kini Jakarta ) untuk mencari tempat peristirahatan. Karena mereka beranggapan bahwa kota Batavia terlalu panas dan ramai, sehingga mereka perlu mencari tempat - tempat yang berhawa sejuk di luar kota Batavia .
Gubernur Jendral Belanda bernama G.W. Baron van Imhoff, ikut melakukan pencarian itu dan berhasil menemukan sebuah tempat yang baik dan strategis di sebuah kampung yang bernama Kampong Baroe, pada tanggal 10 Agustus 1744.
Setahun kemudian, yaitu pada tahun 1745 Gubernur Jendral van Imhoff ( 1745 - 1750 ) memerintahkan pembangunan atas tempat pilihannya itu sebuah pesanggrahan yang diberi nama Buitenzorg, ( artinya bebas masalah / kesulitan ). Dia sendiri yang membuat sketsa bangunannya dengan mencontoh arsitektur Blenheim Palace , kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Proses pembangunan gedung itu dilanjutkan oleh Gubernur Jendral yang memerintah selanjutnya yaitu Gubernur Jendral Jacob Mossel yang masa dinasnya 1750 – 1761
Dalam perjalanan sejarahnya, bangunan ini sempat mengalami rusak berat sebagai akibat serangan rakyat Banten yang anti Kompeni, di bawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang, yang disebut Perang Banten 1750 - 1754.
Pada masa Gubernur Jendral Willem Daendels ( 1808 - 1811 ), pesanggrahan tersebut diperluas dengan memberikan penambahan baik ke sebelah kiri gedung maupun sebelah kanannya. Gedung induknya dijadikan dua tingkat. Halamannya yang luas juga dipercantik dengan mendatangkan enam pasang rusa tutul dari perbatasan India dan Nepal .
Kemudian pada masa pemerintahan Gubernur Jendal Baron van der Capellen ( 1817 - 1826 ), dilakukan perubahan besar - besaran. Sebuah menara di tengah - tengah gedung induk didirikan sehingga istana semakin megah, Sedangkan lahan di sekeliling istana dijadikan Kebun Raya yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 Mei 1817.
Gedung ini kembali mengalami kerusakan berat, ketika terjadi gempa bumi yang pada tanggal 10 oktober 1834.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Albertus Yacob Duijmayer van Twist ( 1851 - 1856 ), bangunan lama sisa gempa dirubuhkan sama sekali. Kemudian dengan mengambil arsitektur eropa Abad IX, bangunan baru satu tingkat didirikan. Perubahan lainnya adalah dengan menambah dua buah jembatan penghubung Gedung Induk dan Gedung Sayap Kanan serta Sayap Kiri yang dibuat dari kayu berbentuk lengkung. Bangunan istana baru terwujud secara utuh pada masa kekuasaan Gubernur Jendral Charles Ferdinand Pahud de Montager ( 1856 - 1861 ). Dan pada pemerintahan, selanjutnya tepatnya tahun 1870, Istana Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jendral Belanda.
Akhir perang dunia II, Jepang menyerah kepada tentara Sekutu, kemudian Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Barisan Keamanan Rakyat ( BKR ) sempat menduduki Istana Buitenzorg untuk mengibarkan bendera merah putih. Istana Buitenzourg yang namanya kini menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali kepada pemerintah republik ini pada akhir tahun 1949. Setelah masa kemerdekaan , Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia pada bulan Januari 1950.
Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan faunanya. Salah satunya adalah keberadaan rusa-rusa yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.
Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya berjalan-jalan di seputaran Istana Bogor sambil memberi makan rusa-rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor dengan wortel yang diperoleh dari petani-petani tradisional warga Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel-wortel tersebut setiap hari libur. Seperti namanya, istana ini terletak di Bogor, Jawa Barat.
Walaupun berbagai kegiatan kenegaraan sudah tidak dilakukan lagi, khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan, dengan sebelumnya meminta izin ke Sekretaris Negara, c.q. Kepala Rumah Tangga Kepresidenan.
2.2 Sejarah
Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran".
Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.
Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia . Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.
Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berbentuk tingkat tiga, pada awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang membuat sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Berangsur angsur, seiring dengan waktu perubahan-perubahan kepada bangunan awal dilakukan selama masa Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris (Herman Willem Daendels dan Sir Stamford Raffles), bentuk bangunan Istana Bogor telah mengalami berbagai perubahan. sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan berubah menjadi bangunan istana paladian dengan luas halamannya mencapai 28,4 hektar dan luas bangunan 14.892 m².
Namun, musibah datang pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi mengguncang akibat meletusnya Gunung Salak sehingga istana tersebut rusak berat.
Pada tahun 1850, Istana Bogor dibangun kembali, tetapi tidak bertingkat lagi karena disesuaikan dengan situasi daerah yang sering gempa itu. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist (1851-1856) bangunan lama sisa gempa itu dirubuhkan dan dibangun dengan mengambil arsitektur Eropa abad ke-19.
Pada tahun 1870, Istana Buitenzorg dijadikan tempat kediaman resmi dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah pendudukan Jepang.
Pada tahun 1950, setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia , dan resmi menjadi salah satu dari Istana Presiden Indonesia .
Pada tahun 1968 Istana Bogor resmi dibuka untuk kunjungan umum atas restu dari Presiden Soeharto. Arus pengunjung dari luar dan dalam negeri setahunnya mencapai sekitar 10 ribu orang.
Pada 15 November 1994, Istana Bogor menjadi tempat pertemuan tahunan menteri ekonomi APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation), dan di sana diterbitkanlah Deklarasi Bogor. [1] Deklarasi ini merupakan komitmen 18 negara anggota APEC untuk mengadakan perdangangan bebas dan investasi sebelum tahun 2020.
Pada 16 Agustus 2002, pada masa pemerintahan Presiden Megawati, diadakan acara "Semarak Kemerdekaan" untuk memperingati HUT RI yang ke-57, dan dimeriahkan dengan tampilnya Twilite Orchestra dengan konduktor Addie MS
Pada 20 November 2006 Presiden Amerika Serikat George W. Bush melangsungkan kunjungan kenegaraan ke Istana Bogor dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kunjungan singkat ini berlangsung selama enam jam.
2.3 Bangunan dan ruangan di Istana Bogor
Sebelumnya Istana Bogor dilengkapi dengan sebuah kebun besar, yang dikenal sebagai Kebun Raya Bogor namun sesuai dengan kebutuhan akan pusat pengembangan ilmu pengetahuan akan tanaman tropis, Kebun Raya Bogor dilepas dari naungan istana pada tahun 1817.
Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan. Keseluruhan kompleks istana mencapai luas 1,5 hektar.
Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:
§ Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara kenegaraan resmi, pertemuan, dan upacara.
§ Sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan untuk menjamu tamu negara asing.
§ Sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya diperuntukan bagi kepala negara yang datang berkunjung.
§ Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini sebagai ruang peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun terpisah.
§ Kantor pribadi Kepala Negara
§ Perpustakaan
§ Ruang makan
§ Ruang sidang menteri-menteri dan ruang pemutaran film
§ Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi
§ Ruang teratai sebagai sayap tempat penerimaan tamu-tamu negara.
2.4 Karya seni di Istana Bogor
Banyak barang asli turun temurun yang berada di Istana Bogor rusak, hancur, atau hilang pada masa Perang Dunia II. Karena itu, seluruh karya seni dan perabotan klasik yang berada di Istana Bogor bermula dari awal tahun 1950.
Koleksi-koleksi karya seni dan dekorasi internasional banyak berasal dari hadiah negara-negara asing, yang memberikan aksen mewah di Istana Bogor . Salah satunya adalah tempat penyangga lilin cristal bergaya Bohemian dan karpet langka dari Persia yang melapisi lantai ruang utama di Istana Bogor .
Koleksi istana meliputi:
§ 450 lukisan, di antaranya adalah; karya pelukis Indonesia Basuki Abdullah, pelukis Rusia Makowski, dan Ernest DezentjĂ©
§ 360 patung
§ Susunan lantai keramik mewah yang tersebar di istana. Salah satu dari koleksi keramik yang paling mengesankan, berasal dari Rusia, sumbangan dariPerdana Menteri Khrushchev di tahun 1960.
§ Hadiah hadiah kenegaraan, di antaranya adalah tengkorak harimau berlapis perak, hadiah dari Perdana Menteri Thanom Kittikachorn dari Thailand pada tahun 1958.
2.5 Hotel Salak The Heritage Bogor
Pada tahun 1856 berbarengan dengan dibangunnya kembali Istana Bogor, pemerintah Belanda membangun sebuah Hotel yang dibangun sebagai rumah kediaman tamu di Istana Bogor.
Hotel ini dulunya dikenal dengan Binnenhof Hotel atau Bellevue Hotel, setelah Indonesia merdeka Hotel ini kemudian diserahkan ke pemerintah Indonesia dan diberi nama Hotel Salak The Heritage Bogor yang mengambil nama dari Gunung Salak sebagai gunung terbesar di Bogor.
Hotel Salak The Heritage Bogor saat ini telah kelola secara professional, seperti hotel hotel pada umumnya dengan fasilitas 120 kamar, 12 ruang rapat, 3 restoran, Kinanty Music Café, kolam renang, dan fasilitas lainnya. Hotel Salak The Heritage tetap dijaga kelestariannya oleh pemerintah sebagai salah satu saksi sejarah pendukung keberadaan Istana Bogor khususnya dan sejarah panjang Kota Bogor umumnya.
2.6 Referensi
Buku Bogor A Portfolio, sebuah penghargaan pada Pertemuan APEC Economic Leaders di Bogor, Indonesia 1994. Diterbitkan oleh Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia . Editor Kepala: Joop Ave.
2.7 Kepustakaan dan Benda Seni
Istana Kepresidenan Bogor mempunyai koleksi buku sebanyak 3.205 buah yang daftarnya tersedia di kepustakaan istana. Istana ini menyimpan banyak benda seni, baik yang berupa lukisan, patung, serta keramik dan benda seni lainnya. Hingga kini lukisan yang terdapat di istana ini adalah 448 buah, dimana judul/nama lukisan itu, pelukisnya, tahun dilukisnya, tersedia dalam bentuk daftar sehingga memudahkan siapa saja yang ingin memperoleh informasi tentang lukisan tersebut. Begitu pula halnya dengan patung dengan aneka bahan bakunya. Di istana ini terdapat patung sebanyak 216 buah.
Di samping lukisan dan patung, Istana Bogor juga mengoleksi keramik sebanyak 196 buah. Semua itu tersimpan di museum istana, di samping yang dipakai sebagai pemajang di setiap ruang/bangunan istana.
(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI,2004)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan ³Kunjungan karyawisata Siswa-siswi sekolahSMA/MA Pelita Kasih´ dapat disimpulkan bahwa :
1. Kunjungan karyawisata seperti ini menunjang prestasi siswa di sekolah.
2. Selain itu kegiatan belajar yang hanya berpedoman dalam lingkungansekolah dapat membatasi kreatifitas siswa di luar sekolah.
3. Kunjungan seperti ini perlu adanya untuk diadakan di sekolah-sekolah.B. SARANBertolak dari peranan perpustakaan yang begitu banyak sumbangsihnyadalam pelaksanaan program pendidikan di sekolah, penyusun memberikansaran sebagai berikut:
Sebaiknya Istana Negara dikelola sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Peran pengelola Istana Bogor yang profesional hendaknya mendapatkan bekal yang cukup sehingga menjadi handal dan profesional.